Senin, 30 Mei 2011

Shadaqah di bulan ramadhan


Shadaqah di bulan ramadhan

Dr. H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag.

Shadaqah adalah pemberian dari seorang muslim secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi waktu dan jumlah ( haul dan nisab) sebagai kebaikan dengan mengharap ridha Allah. Dari segi bentuknya shadaqah sesungguhnya tidak dibatasi pemberian dalam bentuk uang, tetapi sejumlah amal kebaikan yang dilakukan   seorang muslim termasuk shadaqah sebagaimana hadits dari Abu Musa R.A. berkata  bahwa nabi SAW. Bersabda: “ tiap muslim wajib bersodaqah.” Shahabat bertanya , “: jika tidak dapat?” nabi menjawab, “ bekerjalah dengan tangannya yang berguna bagi dirinya  dan ia dapat bershadaqah”. Shahabat bertanya lagi:” “jika tidak dapat”, jawab Nabi : “membantu orang yang sangat membutuhkan”. Shahabat  bertanya lagi, “jika tidak dapat?”. Jawab Nabi, “menganjurkan kebaikan” sahabat bertanya lagi: “ jika tidak dapat “? Nabi menjawab : “menahan diri dari kejahatan, maka itu sodaqah untuk dirinya sendiri”.
Dari  hadits tersebut digambarkan 4 tingkatan : pertama, bekerja dan berusaha dengan kemampuannya sehingga ia mendapat keuntungan dan dari keuntungan itu ia dapat bershodaqah. Keutamaan seorang muslim jika ia bekerja dengan tekun penuh keikhlasan, maka ia akan kuat secara ekonomi yang dipandang oleh Allah lebih baik  dan lebih dicintai. Kepada muslim yang diberi Rizki oleh Allah kemudian ia menshadaqahkannya di jalan Allah kita patut meneladaninya sebagaimana hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah bersabda: tidak ada iri hati yang diperbolehkan, selain terhadap dua hal : 1. terhadap seorang muslim yang dianugarahi harta benda dari Allah, lalu tergeraklah hatinya untuk menghabiskannya menurut jalan yang hak dan 2. terhadap seorang muslim yang telah diberi ilmu yang bermanfaat oleh Allah, lalu ia menggunakannya untuk mengadili para manusia dan mengajarkannya.” Kedua, membantu orang yang sangat butuh bantuan. Sangat dianjurkan sebagai salah satu bentuk kepedulian kemanusiaan, Allah berfirman dalam surat al-Baqarah: 280 : “...dan  jika orang yang berutang itu dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia memiliki kelapangan dan kemampuan. Dan bersodaqahlah sebagaian atau seluruh piutangnya itu lebih baik bagimu jika kamu betul-betul tahu. Ketiga, menyuruh kepada kebaikan. Kebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena perintah dari seorang muslim akan menjadi shadaqah karena siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka seolah-olah ia melakukan kebaikan sebagaimana seseorang melakukan kebaikan. Keempat, menahan diri dari perbuatan yang buruk yang dapat menjerumuskan seseorang pada kedzaliman sebagai bentuk shadaqah, karena menahan diri adalah sikap yang cukup sulit untuk dilakukan dan hanya orang yang sudah terlatih saja yang akan mampu menahan diri dari segala bentuk kejelekan. Sedangkan latihan menahan diri hanya dapat dilakukan oleh orang yang sedang berpuasa.
Media bershadaqah tidak  hanya mengeluarkan sejumlah materi atau uang, tetapi semua amal kebajikan yang dilakukan seorang muslim seperti: menciptakan kebersihan lingkungan, bersikap santun, memberikan pendidikan agama kepada anak dan istri dan bahkan memberikan senyuman pun adalah shadaqah (H.R. Baihaqi). Terlebih melaksanakan shadaqah di bulan ramadhan menjadi amalan bernilai tinggi.
Ramadhan merupakan bulan istimewa. Setiap amalan manusia diperhitungkan secara lebih, bahkan berlipat ganda. Karenanya shadaqah di bulan ini akan mendatangkan pahala yang luar biasa. Rasulullah sendiri bersabda, "Seutama-utama shadaqah adalah di bulan Raamadhan." (HR. Tirmidzi)
Rasulullah saw adalah orang yang sangat dermawan, dan kedermawanan beliau semakin bertambah pada bulan Ramadhan. Kebaikan-kebaikan yang beliau lakukan pada bulan itu melebihi angin yang berhembus. Dalam sebuah hadits beliau bersabda: “Seutama-utama shadaqah adalah pada bulan Ramadhan.” (HR. At-Tirmidzi dari Anas r.a)
Zaid bin Salim meriwayatkan dari ayahandanya bahwa ia berkata: Saya mendengar Umar bin Khaththab r.a berkata: “Rasulullah saw memerintahkan kami agar bersedekah. Kebetulan aku sedang memiliki harta. Umar pun berkata: “Pada hari ini aku akan melebihi Abu Bakar r.a !”
Umar melanjutkan: Aku pun membawa setengah dari hartaku. Rasulullah berkata: “Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?” “Sebanyak ini juga!” jawabku. Kemudian datanglah Abu Bakar r.a dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah saw berkata: “Apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?” ia menjawab: “Aku sisakan bagi mereka Allah dan Rasul-Nya!” maka aku berkata: “Aku tidak akan mampu melebihimu selamanya.”
Bershadaqah adalah perbuatan terpuji apalagi di bulan Ramadhan. Hal ini didasarkan keistimewaan shadaqah dan argumentasi normatif dan historis yaitu : 1. Shadaqah adalah media untuk mensucikan jiwa dan membersihkan harta (al-Taubah: 103); 2. Shadaqah menjadi sarana pemenuhan kewajiban  yang Allah perintahkan (al-Anfal: 24); 3. Shadaqah berperan menjadi pelindung di hari Qiyamah (H.R.Bukhari); 4. Shadaqah menjadi argumen dan dalil bagi sehatnya iman; 5. Shadaqah merupakan alasan Allah SWT akan mengganti yang lebih baik; 6. Shadaqah menjadi cara efektif menutupi kesalahan dan dosa. (H.R.Tirmidzi).
Bershadaqah menjadi pilihan terbaik dan mudah untuk dilakukan dengan ketentuan : Pertama, bersadaqah mesti dalam keadaan sehat dan sangat ingin karena shadaqah yang dilaksanakan pada saat menjelang kematian tidak ada gunanya. Hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan al-Bukhari, bahwa seseorang  berkata kepada nabi SAW: sedekah yang mana yang lebih utama itu “? Nabi bersabda : “engkau bershadaqah dalam keadaan sehat (shahih) dan berkeinginan (harish). Dan dalam riwayat lain bahwa orang kikir yang mengharap kaya dan takut miskin, kemudian menunda hingga ruh (nyawa telah sampai ke tenggorokan lalu berkata : “ harta ini untuk di fulan dan untuk si fulan lain padahal harta kekayaan di waktu itu hampir berpindah ke tangan ahli waris. Kedua, ada jaminan syurga dari Allah bahwa shadaqah akan melindunginya di hari perhitungan. Dalam riwayat Ibnu Hibban dan hakim dari ‘Uqbah ia mendengar Rasulullah bersabda : “setiap orang bernaung di bawah perlindungan sedekahnya hingga ditetapkan hisab (perhitungan) di antar manusia di yaumil akhirat.” Kemudian keutamnaan tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Ketiga, apa yang kita berikan di bulan ramadhan, maka ganjarannya sebanyak orang yang berpuasa. Hadits dari Zaid bin Khalid al-juhny yang diriwayatkan oleh imam Turmudzi, bahwa Rasulullah bersabda : “ barangsiapa memberi makan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapat ganjaran sebanyak orang yang berpuasa, tidak kurang sedikit pun.”
Keutamaan dan ketinggian derajat seorang muslim ditentukan oleh sebesar dan sejauhmana ia memiliki kesadaran bershadaqah sebagai cerminan kepedulian dan kepekaan sosial kepada muslim yang lainnya.
Saat inilah yang tepat bagi kita, kaum muslimin yang mampu dan diberi kelebihan harta oleh Allah swt. untuk mengeluarkan zakat dan shadaqahnya di bulan Ramadhan ini. Bulan-bulan yang penuh rahmat dan barokah. Di mana amal kebaikan kita akan dilipatgandakan. Namun hendaknya zakat dan shadaqah tidak hanya dikeluarkan dan disampaikan kepada kaum fakir miskin hanya di bulan Ramadhan. Akan lebih baik kiranya jika shadaqah diberikan pada setiap saat, setiap waktu dan tanpa batas. Semoga Allah swt. menerima amal kebajikan mereka-mereka yang telah melaksanakan kewajiban mengeluarkan zakat dan memberikan shadaqah dari kelebihan harta mereka, dan mendapatkan ridha Allah swt. atas perbuatan baik mereka. Wallahu alam bi muradihi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar